Senin, 15 Januari 2018

Pemimpin

1. Setiap Muslim adalah Pemimpin
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau  perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sedangkan kepemimpinan adalah amanah titipan Allah SWT, bukan sesuatu yang diminta ataupun di kejar dan di perebutkan. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam tanggung jawab melayani rakyat ataupun amanahnya.
Naiknya seseorang di atas puncak pemimpin dalam suatu organisasi dan negara, bukan hanya dukungan masyarakat atau karena pemilihan dan surat pengangkatan akan tetapi sebenarnya karena kehendak Allah Swt. Berdasarkan firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 10 yang artinya:
”Sungguh Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami telah menjadikan kamu sekalian di bumi itu sumber penghidupan. Sedikit sekali kamu yang bersyukur”. Hadits yang menjelaskan bahwa setiap orang, adalah pemimpin dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah tentang kepemimpianannya. Hadits diantaranya dalam kitab Al-Lu’lu’ wal Marjan No.1199 sebagai berikut:
عَبْدُ اللهِ بْنِِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا, ٲن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ : كلكم راع فمسؤل عن رعيته, فالأمير الذي على الناس راع وهو مسؤل عنهم, والرجل راع على أهل بيته وهومسؤل عنهم, والمرأة راعية على بيت بعلها وولده وهي مسؤله عنهم, والعبد راع على مال سيده وهو مسؤل عنه, ألا فكلكم راع وكلكم مسؤل عن رعيته. (رواه البخار و مسلم)
Artinya: Rosulullah SAW. bersabda: "Kalian semuanya pemimpin (pemelihara) dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya, seorang Raja memelihara rakyat dan akan ditanya tentang pemeliharaannya, seorang suami memimpin keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya, seorang ibu memimpin rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang pimpinannya, seorang hamba memelihara harta milik majikannya dan akan ditanya tentang pemeliharaannya. Camkanlah bahwa kalian semua memelihara dan akan dituntut tentang pemeliharaannya". (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu pemimpin mempunyi tanggung jawab yang sangat besar bagi bangsa ataupun organisasinya yang dipimpin baik itu di dunia ataupun di akhirat nanti. Semua dalil itu patut menjadi perhatian bagi kita terutama pemimpin umat islam dan para penguasa yang ingin selamat dari siksa neraka.
Kriteria-kriteria pemimpin yang wajib kita taati :
Islam
Mengikuti perintah-perintah Allah dan Rosul-Nya
Menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat munkar
Lebih mementingkan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi
Tidak mendzalimi umat Islam
Memberikan teladan dalam beribadah
Dan mempunyai 4 sifat Nabi/Rasul sebagai pemimpin umatnya,yaitu:
Syidiq
Amanah
Fathonah
Tabligh

2. Macam-Macam Tanggung Jawab
Macam-macam tanggung jawab diantaranya yaitu:
Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.

Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang salah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.

3. Hukuman bagi pemimpin yang tidak bertanggung jawab
Hadits yang menyebutkan ancaman bagi pemimpin yang tidak bertanggungjawab adalah:
عن الحسن, ٲن عبيد الله بن زياد عاد معقل بن يسار فى مرضه الذي مات فيه, فقل له معقل : ٳني محدثك حديثا سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم, سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول : مامن الترعاه الله رعية فلم يحطها بنصيحة ٳلا لم يجد را ئحة الجنه. (رواه البخار و مسلم)
Artinya: Dari Al-Hasan, bahwa Ubaidillah bin Ziyad menjenguk maq’il berkata kepada Ubaidillah bin Ziyad : Sesungguhnya saya akan menyampaikan kepadamu suatu hadits yang saya dengar dari Rosululloh SAW. Saya mendengar Nabi SAW. Bersabda : "Tiada seorang hamba yang diberi amanat rakyat oleh Allah SWT. Lalu ia tidak memeliharanya denga baik, melainkan Allah tidak akan merasakan padanya bau surga (tidak mendapatkan surga)". (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa para pemimpin yang tidak bertanggungjawab dalam kepemimpinannya  mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium bau surga itu. Hadits tersebut juga tersirat pengertian bahwa pemimpin yang tidak bertanggungjawab itu diancam 2 kali lipat siksaan rakyat yang mereka pimpin. Sesuai firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 67-68 yang Artinya: “Mereka berkata:’Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakan-lah kepada mereka siksaan dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar’.”

4. Batas Ketaatan Kepada Pemimpin
Sebagai umat islam kita wajib dan harus mentaati pemimpin karena ”barang siapa yang taat kepada pemimpin berarti dia taat kepada Rosulullah” seperti yang terkandung dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
من أطاعنى فقد أطاع الله ومن عصانى فقد عصى الله ومن يطع الأمير فقد أطاعنى ومن يعص الأمير فقد عصانى. (رواه متفق عليه)
Artinya:  “Siapa yang taat kepadaku, berarti ia taat kepada Allah, dan siapa yang durhaka kepadaku, maka berarti ia durhaka kepada Allah. Dan Siapa yang taat kepada amir (pemimpin), berarti ia taat kepadaku, dan siapa yang durhaka kepada Amir, berarti ia durhaka kepadaku”. (HR. MuttafaqAlaih)
Akan tetapi kita harus bisa membedakan perintah yang baik atau yang mengarah kepada kemaksiatan sebab mentaati pemimpin itu ada batasannya sesuai hadits berikut ini: SabdaRosulullahSAW:
عبد الله بن عمر رضي الله عنهما, عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : السمع والطاعة على المرإ المسلم فيما أحب وكره, مالم يؤمر بمعصية, فإ ذا أمر بمعصية فلا سمع ولاطاعة. (رواه البخار و مسلم)
Artinya: Abdullah bin Umar r.a berkata : Nabi SAW. bersabda : "Mendengar dan taat itu wajib bagi seseorang dalam apa yang ia suka atau benci, selama ia tidak diperintah berbuat maksiat, maka jika diperintah berbuat maksiat maka tidak wajib mendengar dan wajib taat". (HR.BuhkaridanMuslim)
Berdasarkan hadits di atas Nabi Muhammad saw. berpesan agar setiap muslim hendaknya mendengar dan mematuhi keputusan, kebijakan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh para pemimpin, baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan bagi dirinya. Selama peraturan tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rosul-Nya.
Contoh peraturan pemimpin yang bertentangan:  pemimpin itu melarang wanita muslim mengenakan jilbab pemimpin yang menyuruh untuk melakukan perjudian. Apabila kita melihat penyelewengan-penyelewengan pemimpin yang demikian,maka kita harus mengambil sikap seperti sabda Rosulullah saw. berikut ini :
من راى منكم منكرا فليغيره بيده فان لم يستطع فبلسا نه فان لم يستطع فبقلبه وذلك اضعف الإيمان. (رواه مسلم)
Artinya: “Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, hendaklah mengubahnya (memperingatkannya) dengan tangan, jika tidak mampu, hendaklah dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim No.70)
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kita semua adalah pemimpin dan semua pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Pemimpin adalah seseorang yang harus jujur dan bijaksana dalam melaksanakan amanah dan tuntunan anggotanya supaya sejahtera Ia akan mempertanggungjawabkan semua kebijakan yang diambilnya selama didunia menyangkut persoalan umat. Apabila adil, jujur, dan benar, maka Allah SWT merahmatinya, tetapi bila dzalim dan menyelewengkan kekuasaanya maka Allah akan melaknatnya. Dan jika seorang pemimpin itu sesuai dengan tuntutan nabi yang berpatokan pada Al-Qur’an dan Hadist maka kita wajib menaati segala apapun yang diperintahkannya.
2. Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.






DAFTAR PUSTAKA

http://contohmakalahpai.blogspot.co.id/2015/05/makalah-tanggung-jawab-kepemimpinan.html
https://yogiearieffadillah.wordpress.com/2013/06/04/makalah-manusia-dan-tanggung-jawab/
http://putra-arbent.blogspot.co.id/2010/09/bab-i-pendahuluan-i.html
Puad Abdul Baqi,Muhammad.Al Lu’lu Wal Marjan (,Semarang:Al Ridha ,1993)
Thariq M As-Suwaidan dan Faisal Umar Basyarahil,melahirkan Pemimpin Masa Depan ( Jakarta : Gema Insani,2005)
http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=472.04 Maret 2017
http://www.Idii-Sidoarjo.org.Memilih Pemimpin Menurut Islam.04 April 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perubahan sosial dibidang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perubahan sosial dalam bidang pendidikan, keduanya saling bertautan satu sama lain. Keduanya saling mem...